Rabu, 30 Mei 2012

PERPUSTAKAAN ZAMAN DAHULU

Perpustakaan besar yang berada di Alexandria, Mesir (367-283 SM)


Menurut catatan sejarah umat manusia yang sempat terungkap tentang keberadaan dan perkembangan perpustakaan menunjukkan bahwa perpustakaan sudah ada sejak zaman kuno. Berikut ini adalah sejumlah perpustakaan yang pernah didirikan oleh umat manusia. Perpustakaan yang paling awal pernah ada di kota Ninive yang dibangun pada tahun sekitar 669-636 Sebelum Masehi (SM). Kemudian perpustakaan yang memiliki sekitar 10.000 bahan pustaka, didirikan pada masa kerajaan Babylonia dan Assyria. Sejarah tentang perpustakaan itu terungkap berkat penelitian seorang arkeolog dan diplomat Inggris yang bernama Sir Austen Henri Layard (tahun 1817-1894). Selanjutnya sebuah perpustakaan yang terkenal terdapat di kuil Horus, Mesir, didirikan pada sekitar tahun 337 SM. Koleksinya berupa gulungan papyrus berisi tentang astronomi, agama dan perburuan. Sebuah perpustakaan yang sangat besar telah pula dibangun pada tahun 367-283 SM di Alexandria, Mesir. Tokoh pendirinya adalah Ptolemeus I, dengan koleksi sekitar 400.000 naskah. Di Asia Kecil juga telah didirikan perpustakaan Pengamun dengan koleksi kurang lebih 200.000, yang dibangun oleh Raja Rumenes II. Perpustakaan itu merupakan pusat ilmu pengetahuan masa kerajaan tersebut.

Pada masa Yunani Kuno, perpustakaan pertama kali didirikan oleh Pisistratus, pada abad ke 6 SM. Pada periode selanjutnya orang-orang Athena sudah mulai memiliki koleksi buku-buku pribadi. Ketika tokoh filsafat Aristoteles hidup (384-322 SM) sempat membangun sebuah perpustakaan yang ia maksudkan sebagai pusat penelitian dan pendidikan pengikut-pengikutnya. Pada masa Romawi kuno, ketika Yulius Caesar (100-44 SM) berkuasa, telah mendirikan perpustakaan. Saat itu bahan penulisan buku disebut codek dan perkamen. Koleksinya berupa karya-karya sastra dan naskah-naskah ilmu pengetahuan, termasuk pengetahuan agama, yang akan disebar luaskan ke negara-negara jajahannya. Kemudian pada awal abad pertengahan, seorang biarawan bernama Cassiodorus, sekitar tahun 476-583 M, ketika Kaisar Theodorus berkuasa, telah mulai meletakkan dasar-dasar peraturan untuk merawat, mengelola dan melestarikan buku-buku. Koleksi tersebut kebanyakan tentang karya sastra, klasik, agama, hukum gereja, dan kitab suci. Semua koleksi tersebut mulai disusun dengan baik dan menggunakan aturan perpustakaan.


 Perpustakaan Universitas Oxford

Ketika masa reformasi dan Renaisance tiba, yakni ketika zaman kebangkitan Yunani-Romawi, telah banyak karya sastra yang dikembangkan kembali. Orang-orang kaya berniat memiliki koleksi buku-buku pribadi, sebagai lambang status pendidikan dan status sosial mereka, sehingga kebutuhan buku-buku meningkat. Kertas sebagai bahan utama pembuatan buku telah ditemukan oleh bangsa Cina sekitar tahun 105, dan dibawa ke daratan Eropa pada abad ke 12. Pada tahun 1400-1468, seorang berkebangsaan Jerman, bernama Johann Gutenberg menemukan mesin cetak. Berkat penemuan itu kemudian berkembang penerbitan buku-buku yang berdampak kepada perkembangan ilmu pengetahuan dan perpustakaan. Oleh karena itu pada abad ke 16 dan 17 telah terbit majalah dan surat kabar. Buku-buku dicetak dan diterbitkan dengan perwajahan yang menarik dan harga tidak terlalu mahal. Kemudian pada abad ke 19 telah ditemukan cara penggunaan klise dan silinder. Penemuan tersebut telah memacu dan mendorong perkembangan dunia perbukuan yang berperan besar dalam sistem kehidupan manusia sebagai alat komunikasi dan informasi ilmu pengetahuan. Kemudian perpustakaan bermunculan dengan cepat dihampir seluruh daratan Eropa. Di Vatikan, perpustakaan yang sudah mulai didirikan dan dikembangkan sejak abad ke 4 M segera menjadi perpustakaan yang berkembang pesat. Di Perancis dikenal Bibliotheque Nationale yang pada awalnya koleksinya berasal dari milik pribadi raja-raja Perancis. Di Inggris dikenal perpustakaan Universitas Oxford dan Cambridge, dan juga British Museum yang kemudian menjadi perpustakaan nasional.

 British Museum 

Sementara itu kemampuan dalam menulis dan membaca yang telah ditunjukkan dan diwariskan nenek moyang sebagaimana yang terhimpun dalam koleksi naskah-naskah kuno seperti Hikayat Hang Tuah Jawi dari Jawa, dan La Galigo dari Makasar. Naskah-naskah itu ditulis berabad-abad yang lalu sebagai hasil kreativitas para pendahulu kita yang ditulis dalam berbagai media seperti daun lontar, kulit kayu, dan tulang dengan huruf Arab, Melayu, Sunda, Jawa, Bugis dan sebagainya. Naskah tersebut mengandung informasi tentang hikayat, babad, silsilah dan berbagai informasi mengenai kehidupan masa silam, mengenai peradaban bangsa kita dimasa lalu. Hal tersebut menunjukkan bahwa nenek moyang kita dulu telah memberikan teladan dalam budaya menulis dan membaca. Pernyataan tersebut disampaikan Presiden RI pada sambutan Pencangan Gerakan Pemberdayaan Perpustakaan di Masyarakat.

Sumber referensi:

S, Sutarno N. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto. 2006 

Tidak ada komentar: