Jumat, 01 Juni 2012

Tahapan dan Metode Belajar Membaca



   Secara umum kegiatan membaca di sekolah dasar  dibagi menjadi dua tahapan. Pertama, belajar membaca (learning to read) yang diberikan pada tahun-tahun pertama sekolah dasar dan tahapan berikutnya adalah membaca untuk belajar (read to learn) yang perlu dikuasai oleh anak-anak di kelas enam. Pada tahapan pertama anak belajar proses membaca, seperti:
  • Posisi buku yang tepat dan tidak terbalik
  • Membaca tulisan dari kiri ke kanan
  • Bagaimana membedakan huruf-huruf dari kata-kata
  • Bagaimana kombinasi berbagai huruf menciptakan bunyi yang berbeda-beda
  • Bagaimana memahami isi bacaan.
   Setelah kemampuan ini dikuasai dengan baik anak diajak untuk mempelajari ketrampilan membaca, seperti:
  • bagaimana menangani bacaan yang panjang yang tingkatannya lebih sulit
  • bagaimana mencari tahu arti dari kata-kata yang sulit
  • bagaimana membedakan antara informasi yang berguna dan tidak berguna dalam suatu bacaan.
   Sedangkan pada tahapan kedua anak harus belajar ketrampilan membaca untuk mengetahui apa yang mereka harus ketahui. Bukan lagi belajar membaca melainkan membaca untuk mempelajari pengetahuan yang perlu dipahami.

   Kebanyakan guru, terutama di kelas-kelas awal, menggunakan proses grapho phonic untuk memperkenalkan huruf-huruf dan pola-pola huruf baik yang disajikan secara terpisah maupun secara berkelompok agar anak mampu mengenal bunyi-bunyi huruf, misalnya dengan:
  • membuat tabel kata-kata yang bunyinya serupa, seperti malam dan masam
  • mengajarkan nama dan bunyi abjad secara bersamaan, seperti "bé"(nama) dan "be"(bunyi) untuk huruf B
  • memperlihatkan gambar-gambar benda yang memiliki bunyi awal kata yang sama dengan kata yang sedang dipelajari, seperti memperlihatkan gambar "roda" sambil mempelajari 
  • kata baru  seperti "roti", "rasa", "rumah".
   Guru juga mendorong anak untuk memakai tanda-tanda semantic dan syntactic untuk menemukan arti dari kata dengan memahami konteks bacaan dan dengan melihat penempatan dan bentuk kata dalam kalimat. Selain itu gambar-gambar dan tanda baca yang ada dalam bacaan dipakai untuk membantu memahami arti kata yang sulit.

   Bila anak menemukan kesulitan ketika membaca suatu kata, guru tak segan-segan bertanya pada anak mengapa anak membaca kata seperti itu dan apa yang membuat mereka berpikir mereka benar. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu anak untuk mengatasi kesulitan membaca kata bila orang dewasa tidak dapat membantunya, karena anak akan selalu berusaha memilah-milah huruf dalam kata berdasarkan bunyinya.
  

   Sumber : Berbagai sumber

 

 

 

 

Tidak ada komentar: