Jumat, 18 Mei 2012

Ironis!!! Plagiarisme membudaya di dunia pendidikan Indonesia


Dalam benak saya terselip pertanyaan yang sulit dipecahkan jawabannya,Apakah pendidikan di Indonesia masih bisa mencetak “generasi-generasi yang baik” bagi kehidupan indonesia mendatang? Masih bisakah pendidikan di Indonesia menjadi bagian dari solusi permasalahan bangsa? Ataukah pendidikan justru akan menjadi permasalahan bangsa?
Ya, plagiarisme telah membudaya di dunia pendidikan Indonesia. Telah terjadi kesenjangan antara teori dan praktiknya. Dimana di gembar-gemborkan bahwa plagiarisme adalah sebuah kejahatan.Plagiarisme sama dengan korupsi. Dan banyak baliho-baliho berisi kecaman terhadap plagiarisme. Ironis!! Jika baru-baru ini saja telah terjadi plagiarisme yang dilakukan oleh guru besar Universitas swasta ternama di Surakarta, walaupun sebenarnya ini bukanlah kasus baru.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa ada 21 perguruan tinggi yang tersangkut praktik plagiarisme yang dilakukan oleh (calon) guru besar. Waooww,membanggakan atau memalukan ya? Seorang guru Besar, merupakan contoh bagi kita. Jika guru besarnya saja seperti itu bagaimana dengan muritnya? Seperti sebuah peribahasa Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.Seperti itu contoh yang di berikan oleh beliau-beliau sebagai teladan kita.
Seharusnya pemerintah juga harus menindak lanjuti kasus ini dengan memberikan sanksi sepenuh hati, karena pada kenyataannya sanksi yang telah di berikan hanyalah setengah-setengah.Masalah plagiarisme merupakan masalah besar yang menyangkut tradisi intelektual dan budaya malu.
Dalam perspektif tradisi intelektual,skandal plagiarisme bisa jadi merupakan implikasi dari tradisi sontek menyontek yang telah dimulai sejak kecil. Contohnya saja ketika kita SD,SMP, dan SMA bahkan sampai sekarang kita mahasiswa. Apalagi hal-hal seperti ini sering terjadi ketika Ujian Nasional dengan dalih Kebersamaan yang terus kebablasan menjadi suatu kebiasaan yang membudaya sampai kita tua, sesuatu yang kecil akan menjadi besar jika terus menerus di lakukan begitu juga dengan menyontek yang kelamaan menjadi plagiarisme yang bisa menjatuhkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kita memerlukan langkah-langkah strategis untuk memperbaiki dunia pendidikan dan memberantas plagiarisme. Sebaiknya plagiator tersebut benar-benar di beri hukuman yang maksimal dan menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan tulis ilmiah dan juga diskusi yang sudah semakin di tinggalkan.Dan tentunya pemberantasan tersebut di mulai dari diri kita sendiri, bagaimana kita menciptakan sesuatu untuk kemajuan bangsa dengan hasil fikiran kita sendiri.Jika tidak di mulai dari generasi muda untuk meninggalkan plagiarisme dan menjadi kan pendidikan Indonesia berkualitas lantas siapa lagi?

1 komentar:

libraryB mengatakan...

so... kita sebagai pustakawan harus memberi contoh yang baik dulu agar plagiarism nggak meraja lela!